Kamis, 09 Mei 2013



         Assessment kinerja & assessment portofolio
Asesmen kinerja yaitu penilaian terhadap proses perolehan penerapan pengetahuan dan keterampilan melalui proses pembelajaran yang menunjukkan kemampuan siswa dalam proses dan produk. Asesmen kinerja bertujuan untuk mengases unjuk kerja siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Asesmen kinerja pada prinsipnya lebih ditekankan pada proses keterampilan dan kecakapan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Asesmen ini sangat cocok digunakan untuk menggambarkan proses, kegiatan, atau unjuk kerja yang dinilai melalui pengamatan terhadap siswa ketika melakukannya.

Langkah-langkah Dalam Menerapkan Asesmen

Dalam menerapkan asesmen kinerja anda perlu memperhatikan beberapa tahapan.  Berikut langkah-langkah yang perlu diperhatikan untuk membuat penilaian kinerja yang baik antara lain:

1.    Identifikasi semua langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir yang terbaik.
2.    Tuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan siperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir yang terbaik.
3.    Usahakan untuk membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur tidak terlalu banyak sehingga semua criteria tersebut dapat diobservasi selama siswa melaksanakan tugas.
4.    Definisikan dengan jelas criteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan kemampuan siswa yang harus dapat diamati (observable) atau karakteristik produk yang dihasilkan.
5.    Urutkan kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang dapat diamati.

Sedangkan Portofolio adalah kumpulan hasil karya seorang siswa, sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja, yang ditentukan oleh guru atau oleh siswa bersama guru, sebagai bagian dari uasaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum. Jadi, tidak setiap kumpulan karya seorang siswa disebut portofolio. Portofolio dalam arti ini, dapat digunakan sebagai instrumen penilaian atau salah satu komponen dari instrumen penilaian, untuk menilai kompetensi siswa, atau menilai hasil belajar siswa. Portofolio demikian disebut juga ‘portofolio untuk penilaian’ atau ‘portofolio penilaian’.
Sebagai instrumen penilaian, portofolio difokuskan pada dokumen tentang kerja siswa yang produktif, yaitu ‘bukti’ tentang apa yang dapat dilakukan oleh siswa, bukan apa yang tidak dapat dikerjakan (dijawab atau dipecahkan) oleh siswa. Bagi guru, portofolio menyajikan wawasan tentang banyak segi perkembangan siswa dalam belajarnya: cara berpikirnya, pemahamannya atas pelajaran yang bersangkutan, kemampuannya mengungkapkan gagasan-gagasannya, sikapnya terhadap mata pelajaran yang bersangkutan, dan sebagainya.  Portofolio penilaian bukan sekedar kumpulan hasil kerja siswa, melainkan kumpulan hasil siswa dari kerja yang sengaja diperbuat siswa untuk menunjukkan bukti tentang kompetensi, pemahaman, dan capaian siswa dalam mata pelajaran tertentu.  Portofolio juga merupakan kumpulan informasi yang perlu diketahui oleh guru sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan langkah-langkah perbaikan pembelajaran, atau peningkatan belajar siswa.
Portofolio siswa untuk penilaian merupakan kumpulan produksi siswa, yang berisi berbagai jenis karya seorang siswa, misalnya:

1.    Hasil proyek, penyelidikan, atau praktik siswa, yang disajikan secara tertulis atau dengan penjelasan tertulis.
2.    Analisis situasi yang berkaitan atau relevan dengan mata pelajaran yang bersangkutan
3.    Deskripsi dan diagram pemecahan suatu masalah, dalam mata pelajaran yang bersangkutan
4.    Laporan hasil penyelidikan tentang hubungan antara konsep-konsep dalam mata pelajaran atau antarmata-pelajaran
5.    Penyelesaian soal-soal terbuka
6.    Hasil tugas pekerjaan rumah yang khas, misalnya dengan cara yang berbeda dengan cara yang diajarkan di sekolah, atau dengan cara yang berbeda dari cara pilihan teman-teman sekelasnya
7.    Laporan kerja kelompok
8.    Hasil kerja siswa yang diperoleh dengan menggunakan alat rekam video, alat rekam audio, dan komputer.
9.    Fotokopi surat piagam atau tanda penghargaan yang pernah diterima oleh siswa yang bersangkutan.
10. Hasil karya dalam mata pelajaran yang bersangkutan, yang tidak ditugas-kan oleh guru (atas pilihan siswa sendiri, tetapi relevan dengan mata pelajaran yang bersangkutan)
11. Cerita tentang kesenangan atau ketidaksenangan siswa terhadap mata pelajaran yang bersangkutan
12. Cerita tentang usaha siswa sendiri dalam mengatasi hambatan psikologis, atau usaha peningkatan diri, dalam mempelajari mata pelajaran yang bersangkutan.
13. Laporan tentang sikap siswa terhadap pelajaran Gambar atau laporan hasil pengamatan siswa, dalam rangka melaksanakan tugas untuk mata pelajaran yang bersangkutan
1.         Prinsip-Prinsip Penilaian Portofolio
Ada 3 prinsip utama dalam penilaian portofolio, yaitu “collect, select, and reflect (Zainul, 2001:47). Penilaian portofolio merupakan koleksi atau kumpulan hasil kerja atau karya siswa dalam belajar. Namun demikian, penilaian portofolio bukan sekedar koleksi hasil karya siswa tetapi yang terpenting adalah adanya partisipasi siswa dalam menseleksi bahan kegiatan belajar yang didasarkan pada criteria tertentu untuk di masukkan sebagai hasil karya. Koleksi karya tersebut digunakan oleh siswa untuk melakukan refleksi diri yang memungkinkan siswa dapat mengenal kekuatan dan kelemahannya sendiri.
Prinsip yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman pelaksanaan penilaian portofolio dalam pembelajaran, yaitu prinsip: (1) penilaian proses dan hasil, (2) penilaian berkala dan sinambung, (3) penilaian yang adil, (4) penilaian implikasi social belajar, (5) saling percaya, (6) kerahasiaan bersama, (7) milik bersama, (8) penciptaan budaya mengajar, (9) refleksi, dan (10) kepuasan dan kesesuaian (Budimansyah, 2002; Sumarna S dan M.Hatta, 2004).
2.        Karakteristik Penilaian Portofolio
Portofolio sebagai alat untuk penilaian hasil belajar memiliki karakteristik berikut: 
(1) Mempunyai tujuan pembelajaran dan criteria penilaian yang jelas, (2) Memiliki berkas-berkas/bukti yang telah di seleksi sebagai bukti autentik tentang kemampuan siswa,(3) Penilaian dilakukan secara periodic dan terus menerus dalam jangka waktu tertent(4) Adanya nilai kejujuran yang dimiliki oleh siswa dalam menentukan sesuatu yang terbaik,(5)Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menilai dirinya sendiri (self assessment),  (6) Menjadi penghubung komunikasi dan keterlibatan yang harmonis antara guru/sekolah, siswa, orang tua/masyarakat.
3.        Implementasi Penilaian Portofolio dalam Pembelajaran
Kedudukan portofolio dalam suatu penilaian hasil belajar sama halnya dengan tes sebagai salah satu pendekatan penilaian. Dalam praktek penilaian yang baik dan ideal antara keduanya tidak dapat dipisahkan dan penggunaannya selalu bersamaan. Oleh karena itu portofolio sebagai salah satu penilaian dikatakan sebagai “penialian alternative”. Hal ini dimaksudkan bahwa portofolio bukan dijadikan sebagai alternative, pelengkap, atau tambahan dalam melakukan penilaian, namun penilaian alternative dimaksudkan sebagai penilaian yang bersifat terbuka dan lebih manusiawi. Keudukan portofolio dalam proses penilaian hasil belajar harus dilakukan secara seimbang (balanced assessment) antara tes (paper and pencil) yang lebih menkankan hasil pembelajaran dengan portofolio pada proses pembelajaran atau penghayatan sikap dan keterampilan. Artinya antara tes dan portofolio tidak dapat dipisahkan sebagai satu pendekatan dalam proses penilaian yang objektif, komprehensip, dan berkesinambungan.
4.        Keuntungan menggunakan Portofolio
Pengetahuan tidak datang dan masuk ke dalam benak siswa seperti hujan turun dan meresap ke dalam tanah.  Untuk memperoleh pengetahu-an, siswa harus ‘berjuang’ dengan mencerna informasi yang datang dari guru, informasi dari media cetak (bahan tertulis), informasi yang terkandung di dalam benda-benda yang dijumpainya, dan sebagainya.  Oleh karena itu, untuk memperoleh pengetahuan, siswa harus ‘aktif’, atau ‘belajar secara aktif’.  Oleh karena itu, dalam kelas yang ideal, siswa harus melakukan ‘penyelidikan’ memecahkan masalah, mengeksplorasi gagasan-gagasan dengan menggunakan benda-benda konkret, menggunakan media pembelajaran, mengerjakan hal-hal tersebut secara mandiri dan secara berkelompok, atau dengan bekerja sama dalam kelompok kecil, mengungkap-kan gagasan-gagasan baik secara tertulis maupun secara lisan.
Agar siswa memahami materi pelajaran, siswa perlu:
1. berusaha memecahkan masalah nyata yang sesuai dengan perkembangan dan         pengalamannya;
2.    bekerja baik mandiri maupun dalam kelompok,
3.  melakukan berbagai kegiatan seperti: menganalisis masalah, menjelaskan masalah, membuat dugaan atau terkaan tentang pemecahan masalah, menilai kebenaran pemecahan masalah, melakukan eksplorasi yang relevan dengan mata pelajaran yang bersangkutan.
4.    menggunakan pengetahuannya dalam menghadapi masalah-masalah nyata
5.    menggunakan berbagai alat bantu yang sesuai untuk meningkatkan pemahaman materi pelajaran
6.    mengomunikasikan materi pelajaran secara lisan dan tertulis.
7.    mempunyai sikap positif terhadap mata pelajaran .

Rabu, 08 Mei 2013

PROTA, PROMES, KALDIK


A.   PROGRAM TAHUNAN (PROTA)
Program tahunan adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun untuk mencapai tujuan (SK dan KD) yang telah ditetapkan. Penetapan alokasi waktu diperlukan agar seluruh kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum seluruhnya dapat dicapai oleh siswa. Penentuan alokasi waktu ditentukan pada jumlah jam pelajaran sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku serta keluasan materi yang harus dikuasai oleh siswa.
Program Tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas, berisi tentang garis-garis besar yang hendak dicapai dalam satu tahun dan dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan program ini perlu dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun pelajaran dimulai , karena merupakan pedoman bagi pengembangan program-progran berikutnya, yakni program semester, mingguan dan harian serta pembuatan silabus dan sistem penilaian komponen-komponen program tahunan meliputi identifikasi(satuan pendidikan,mata pelajaran,kelas, tahun pelajaran), semester, standart kompetensi , kompetensi dasar ,materi pokok, alokasi waktu.
contoh model penulisan program tahunan ( prota) ;
  



B.   PROGRAM SEMETER ( PROMES )
Semester adalah satuan waktu yang digunakan untuk penyelenggaraan program pendidikan. Kegiatan yang dilaksanakan untuk penyelenggaraan program pendidikan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam semester itu ialah kegiatan tatap muka, pratikum, keraja lapangan, mid semester, ujian semester dan berbagai kegiatan lainya yang diberi penilaian keberhasilan. Satu semester terdiri dari 19 minggu kerja termasuk penyelenggaraan tatap muka, mid semester dan ujian semester.
Dalam program pendidikan semester dipakai satuan waktu terkecil, yaitu satuan semester untuk menyatakan lamanya satu program pendidikan. Masing-masing program semester sifatnya lengkap dan merupakan satu kebulatan dan berdiri sendiri. Pada setiap akhir semester segenap bahan kegiatan program semester yang disajikan harus sudah selesai dilaksanakan dan mahasiswa yang mengambil program tersebut sudah dapat ditentukan lulus atau tidak.
Dalam pembuatan Program semester adalah berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Program semester merupakan penjabaran dari program tahunan. Isi dari program semester adalah tentang bulan, pokok bahasan yang hendak disampaikan, waktu yang direncanakan, dan keterangan-keterangan.

Pada umumnya program semester ini berisikan:
1.    Identitas (satuan pendidikan, mata pelajaran, kelas/semester, tahun pelajaran)
2.    Format isian (standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, indikator, jumlah jam pertemuan (JJP), dan bulan).
Berikut sajian contoh model program semester dari berbagai model yang telah ada :



          
C.   KALENDER PENDIDIKAN ( KALDIK )
Kaldik atau Kalender Pendidikan merupakan acuan dasar dalam mempersiapkan kegiatan pendidikan disekolah formal. baik meliputi awal masuk atau dimulainya pembelajaran di sekolah sampai rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ) yang akan dipersiapkan oleh guru dalam pembelajaran di tahun pelajaran yang akan datang. Dengan demikian Kaldik atau Kalender Pendidikan sangat penting bagi semua perangkat pendidikan.
1.    Komponen kalender
a) Permulaan dan akhir tahunan pembelajaran.
1.    Penerimaan siswa baru
2.    Kegiatan hari – hari pertama masuk sekolah
3.    Kegiatan belajar mengajar
4.     Ulangan umum semester
5.    Ujian Akhir Sekolah/ UAN
6.    Pembagian buku pribadi dan rapor
7.    Penyerahan surat tanda tamat belajar
b) Hari efektif belajar
c) Hari – Hari libur sekolah
·         Libur semester
·         Libur khususs
·         Libur umum
Rencana Minggu Efektif
·         Analisis minggu efektif belajar adalah menghitung jumlah minggu efektif yang bisa di gunakan untuk kegiatan pembelajaran di kelas setiap bulanya selama satu tahun atau enam bulan.
·         Kompetensi dasar mata pelajaran adalah sekumpulan kemampuan minimal yang harus dikuasai siswa selama menempuh pendidikan di suatu jenjang pendidikan.

alat peraga dan media pembelajaran


ALAT PERAGA & MEDIA PEMBELAJARAN
Alat peraga adalah alat untuk memperagakan atau membantu pembelajaran sehingga lebih memperjelas fakta, konsep, prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata.

Membuat Alat Pelajaran/ Alat Peraga
di Bidang Pendidikan
Kriteria :
*    Berupa alat pelajaran/alat peraga/alat
bimbingan dalam proses belajar mengajar atau
bimbingan dan konseling.
*    Pelaksanaan proses belajar mengajar atau
bimbingan dan konseling menjadi lebih mudah
dan hasilnya lebih baik atau lebih efektif.
*    Alat pelajaran/alat peraga atau alat bimbingan
tersebut mempunyai ciri-ciri :
*    ada unsur modifikasi
*    belum ada atau belum ditemukan di daerah yang
bersangkutan
*    tidak menyalin


Alat Peraga yang sesuai criteria

*    Poster/gambar
Ø gambar sistem, benda atau mahluk;
Ø sudah dimodifikasi atau belum ada di daerah
guru bertugas;
Ø dilapis/laminated;
Ø dibingkai.
*    Kartu permainan
Ø sudah dimodifikasi atau belum ada di daerah
guru bertugas
Ø memiliki gambar atau tulisan yang belum ada
sebelumnya.
Ø digambar atau ditulis dengan rapih.
*    Model benda/barang atau alat tertentu
Ø menunjukkan model barang/benda yang tidak dapat
dibawa ke kelas
Ø dicat
Ø sudah dimodifikasi atau belum ada di daerah guru
bertugas;
*    Benda potongan (cutaway)
Ø menunjukkan bagian benda secara jelas;
Ø sudah dimodifikasi atau belum ada di daerah guru
bertugas;
Ø Dicat (diwarna)
*    Slide/Film
Ø berupa slide/film tentang proses kerja, tempat
bersejarah;
Ø sudah dimodifikasi atau belum ada di daerah guru
bertugas;
Ø kreasi baru/terdapat inovasi.
Alat Peraga yang sesuai kriteria

*    program animasi komputer
Ø program yang memperjelas/memperagakan pokok
bahasan/studiod Komputer
Ø menggunakan program yang ada (Flash, VisualBasic dan lainnya)
Ø dapat digunakan untuk 3-4 kali pertemuan
KRITERIA PENOLAKAN
ALAT PERAGA
*    Tidak dapat digunakan dalam proses pembelajaran
*    Tidak bermanfaat dalam meningkatkan mutu pembelajaran
*    Menyalin tanpa ada modifikasi
*    Sudah ada di daerah guru bertugas tanpa ada modifikas
*    Tidak dapat digunakan berkali-kali atau tidak dapat
digunakan dalam waktu yang relatif lama (tidak awet)
*    Membuat alat peraga bukan pada bidang mata pelajaran
yang diajarkan
*    Bersifat non permanen (tidak dapat digunakan secara berulang)
*    Tidak rapi (terkesan asal jadi)
*    Laporan tidak ada penjelasan cara membuat dan
menggunakan, tidak disertai foto pembuatan dan foto penggunaan
*    Tidak ada pengesahan dari kepala sekolah


MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar  sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Menurut Edgar Dale, dalam dunia pendidikan, penggunaan media pembelajaran seringkali menggunakan prinsip Kerucut Pengalaman, yang membutuhkan media seperti buku teks, bahan belajar yang dibuat oleh guru dan “audio-visual”.


Ada beberapa jenis media pembelajaran, diantaranya :
1.     Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
2.     Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
3.     Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya
4.     Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.
Pada hakikatnya bukan media pembelajaran itu sendiri yang  menentukan hasil  belajar. Ternyata keberhasilan menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar tergantung pada (1) isi pesan, (2) cara menjelaskan pesan, dan (3) karakteristik penerima pesan. Dengan demikian dalam memilih dan menggunakan media, perlu diperhatikan  ketiga faktor tersebut. Apabila ketiga faktor tersebut mampu disampaikan dalam media pembelajaran tentunya akan memberikan hasil yang maksimal.
Ada beberapa tujuan menggunakan media pembelajaran, diantaranya yaitu :
1.     mempermudah proses belajar-mengajar
2.      meningkatkan efisiensi belajar-mengajar
3.     menjaga relevansi dengan tujuan belajar
4.     membantu konsentrasi mahasiswa
5.     Menurut Gagne : Komponen sumber belajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar
6.     Menurut Briggs : Wahana fisik yang mengandung materi instruksional
7.     Menurut Schramm : Teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional
8.     Menurut Y. Miarso : Segala sesuatu yang dapat merangsang proses belajar siswa
Tidak diragukan lagi bahwa semua media itu perlu dalam pembelajaran. Kalau sampai hari ini masih ada guru yang belum menggunakan media, itu hanya perlu satu hal yaitu perubahan sikap. Dalam memilih media pembelajaran, perlu disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi masing-masing. Dengan perkataan lain, media yang terbaik adalah media yang ada. Terserah kepada guru bagaimana ia dapat mengembangkannya secara tepat  dilihat dari isi, penjelasan pesan dan karakteristik siswa untuk menentukan media pembelajaran tersebut.